Saham Antm 5 Tahun Terakhir

Saham Antm 5 Tahun Terakhir

Alibaba Group Holding Limited (BABA)

Alibaba memimpin pasar e-commerce di Tiongkok dan terus berekspansi ke layanan cloud dan digital entertainment. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan inovasi dalam teknologi e-commerce telah membantu Alibaba mempertahankan posisi dominannya, dengan sahamnya mengalami kenaikan signifikan sejak IPO pada 2014. Diversifikasi usaha ke berbagai sektor memastikan bahwa Alibaba terus berkembang dan menarik bagi investor.

Harga Saham ANTM dari Tahun ke Tahun

Sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan tren penurunan yang cukup kuat. Harga ANTM turun dari Rp2.900 per lembar hingga mencapai titik terendah di Rp1.750 per lembar pada Juli tahun 2022 lalu. Baru setelah Juli, harga saham berkode ANTM ini kembali meningkat secara perlahan. Kenaikan dan penurunan harga bukan hal yang baru pada saham ANTM.

Setelah sempat naik tajam pada awal dekade tahun 2000-an hingga mencapai harga Rp4.250 per lembar, harga saham Antam sempat anjlok pada tahun 2008 menyusul terjadinya krisis finansial dunia pada saat itu.

Sempat naik kembali sesudah krisis mereda, harga saham ANTM kembali mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2010 hingga lembahnya mencapai Rp314 per lembar pada 27 November 2015.

Baca juga: Berikut Harga Saham BBCA dalam 1 Lot, Tertarik untuk Membeli?

Microsoft Corporation (MSFT)

Microsoft, di bawah kepemimpinan Satya Nadella, telah melakukan transformasi besar-besaran menuju layanan cloud dengan Azure. Diversifikasi ke layanan berlangganan seperti Office 365 dan akuisisi LinkedIn juga berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan yang stabil. Saham Microsoft telah melonjak lebih dari 600% dalam 10 tahun terakhir. Investasi berkelanjutan dalam teknologi seperti AI dan realitas campuran, serta posisinya yang kuat di pasar enterprise software, menjadikan Microsoft sebagai salah satu saham paling stabil dan menguntungkan .

Amazon.com Inc. (AMZN)

Amazon telah mengubah cara belanja dunia dengan platform e-commerce yang luas dan layanan pengiriman cepat. Ekspansi ke cloud computing melalui Amazon Web Services (AWS) dan inovasi dalam bidang AI serta akuisisi strategis seperti Whole Foods telah memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia. Saham Amazon telah meningkat lebih dari 1200% dalam dekade terakhir. Dominasi Amazon dalam berbagai sektor, mulai dari e-commerce hingga layanan cloud, menunjukkan kekuatan model bisnisnya yang terdiversifikasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan .

Saham Terbaik 10 Tahun Terakhir

Menelusuri jejak saham-saham terbaik dalam satu dekade terakhir bisa memberikan wawasan yang berharga bagi investor. Dengan data yang diambil dari berbagai sumber terpercaya seperti Bloomberg, Yahoo Finance, dan laporan tahunan perusahaan, berikut ini adalah daftar saham yang menunjukkan performa luar biasa dan alasan mengapa mereka bisa menjadi yang terbaik dalam 10 tahun terakhir.

Apple telah menjadi raksasa teknologi dengan produk-produk seperti iPhone, iPad, dan Mac. Keberhasilan mereka dalam menciptakan ekosistem yang kuat, termasuk layanan seperti iCloud dan Apple Music, telah mendorong pendapatan secara konsisten. Selain itu, inovasi terus-menerus dan strategi pemasaran yang kuat menjadikan Apple pemimpin di pasar teknologi global. Saham Apple telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan kenaikan lebih dari 700% dalam 10 tahun terakhir. Perusahaan juga terus memperluas portofolio produknya dengan teknologi wearable seperti Apple Watch dan AirPods, yang semakin meningkatkan nilai sahamnya .

Berikut ringkasan perdagangan saham hari ini yang ditunjukkan platform data Bareksa.

Berikut ringkasan perdagangan saham hari ini yang ditunjukkan platform data Bareksa.

Bareksa.com - Berikut sejumlah data Bareksa yang menarik diperhatikan terkait saham dan pasar modal.

Sektor Basic Industri Tekan Pergerakan IHSG

Tekanan yang terjadi di seluruh sektor berimbas pada terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sektor Industri Dasar (Basic Industry) menjadi pendorong utama yang menyebabkan IHSG sesi I terkoreksi 0,97 persen ke level 4.422,94. Untuk lebih jelasnya, silakan klik tautan ini.

Tabel: Indeks yang Mengalami Penurunan Terbesar Hari Ini

IHSG Terkoreksi 43,27 poin di Sesi I, Investor Asing Bukukan Pembelian Rp33 Miliar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 43,27 poin atau sebesar 0,97persen ke level 4.422,94 pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 11 Desember 2015. Menariknya, investor asing malah melakukan aksi beli bersih Rp33 miliar.

Grafik: Ringkasan Perdagangan Hari Ini

Berdasarkan data Bareksa, investor asing membeli saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp22,65 miliar. Selain itu, investor asing juga banyak memborong saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Untuk melihat transaksi investor asing, Anda dapat mengaksesnya melalui tautan ini.

Tabel: Saham yang Banyak Dibeli Asing

Saham ANTM Cetak Harga Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus mengalami tekanan seiring turunnya harga emas dunia. Berdasarkan data Bareksa, harga ANTM telah anjlok 72,33 persen dari level tertingginya pada tahun ini di level Rp1.095 per saham. Sementara, harga emas telah turun 17,63% dari level tertingginya $1.300,7 per ounce di awal tahun ini.

Harga saham ANTM saat ini merupakan harga terendah selama lima tahun terakhir. Bahkan, harganya kini lebih rendah dibanding saat periode krisis 2008 yang Rp860 per lembar saham. Untuk informasi lebih lengkap klik link ini. (kd)

EMAS 1.517.000   0   0,00%

USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%

IDX 7.325   -69,45   -0,94%

KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%

LQ45 866   -9,18   -1,05%

ISSI 225   -1,80   -0,79%

IDX30 443   -4,72   -1,05%

IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%

IDX80 126   -1,29   -1,01%

IDXV30 131   -0,17   -0,13%

IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Agustus 2024 telah berjalan hampir satu pekan. Namun pasar saham Indonesia tampaknya masih berada di bawah tekanan, salah satunya efek dari pergerakan bursa global. Indikasinya terlihat dari pada perdagangan kemarin (5/8) ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok -3,40% ke level 7.059,65.

Kendati begitu, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk mencermati saham-saham yang secara historis kerap memberi return positif di bulan Agustus. Daftar itu dibuat berdasar indeks Kompas100 dalam periode 10 tahun terakhir.

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Harga saham Gudang Garam (IDX: GGRM) terus turun sepanjang tahun 2021. Harga saham GGRM dari awal Januari hingga September 2021 sudah turun sebesar 22%. Harga saham GGRM pada Januari 2021 masih berada di level Rp 41.000 per lembar. Namun, September 2021 harga saham GGRM kembali turun ke Rp 31. 900 per lembar.

Harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) Rp 83.800 per lembar di tahun 2017 dan di tahun 2018. Namun, tahun 2019 harga saham GGRM anjlok ke harga Rp 53.000 per lembar atau -37%. Kemudian, terus anjlok hingga tahun 2020 di level Rp 41.000 atau minus 23%. Berikut histori harga saham GGRM selama 10 tahun terakhir.

Harga Saham GGRM 10 Tahun Terakhir:

Demikianlah daftar harga saham Gudang Garam (GGRM) selama 10 tahun terakhir. Dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir harga saham terendah Gudang Garam (GGRM) yaitu Rp 31.900 per lembar di tahun 2021. Sementara harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) ada di tahun 2017 dan 2016 sebesar Rp 83.000 per lembar.

Dari sisi laba, PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba yang terus bertumbuh selama periode 2013 - 2019. Selama periode tersebut, laba perseroan melonjak sekitar 16,6% CAGR dari Rp4,3 triliun pada 2013 menjadi Rp10,9 triliun pada 2019.

Sayangnya, setelah itu, laba GGRM turun signifikan sekitar -36,5% CAGR menjadi Rp2,8 triliun pada 2022. Penyusutan laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut ini utamanya disebabkan oleh kenaikan cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) secara signifikan yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang mencukupi. Hal ini menyebabkan beban pokok penjualan naik melampaui pertumbuhan penjualan dan margin laba bruto menurun.

Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja perseroan antara lain kenaikan inflasi, penurunan daya beli masyarakat karena Covid-19, hingga adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading) di pasar yang sangat kompetitif.

Terkini, berdasarkan laporan keuangan GGRM periode kuartal I 2023, Perseroan membukukan pendapatan Rp29,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun. Laba GGRM naik 53% secara kuartalan dan 82,3% jika dibandingkan dengan laba periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp1,07 triliun.

Sementara, pendapatan tercatat naik tipis 1,5% dari pendapatan GGRM pada kuartal I 2022, dan turun 3,3% jika dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV 2022. Membaiknya kinerja GGRM pada kuartal I-2023 tersebut disebabkan oleh turunnya beban pokok penjualan yang kemudian mendorong peningkatan pada laba kotor perseroan sebesar 33% yoy (year-on-year) menjadi Rp4,4 triliun pada 2022.

Kecuali pada 2020, emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ini diketahui selalu membagikan dividen setiap tahunnya sejak 2009. Terbaru pada 18 Juli 2023, GGRM tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp2,3 triliun yang setara dengan Rp1.200 per lembar saham. Jika mengacu pada harga penutupan saham GGRM pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 7 Juli 2023 di level Rp27.775 per saham, maka indikasi dividen yield GGRM untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,3%

Jelajahi Pasar Global dengan Fitur Menarik dari Reku!

Tertarik mulai berinvestasi di perusahaan ternama dunia, seperti Apple, Google, Tesla, Unilever dan 600++ aset saham luar negeri dan ETF lainnya? Yuk download Reku sekarang dan mulai jadi investor aset global!

Foto diambil dari Freepik.

Sejak tahun 2022 lalu, sektor basic mineral atau perusahaan penyedia bahan baku menjadi salah satu sektor unggulan IHSG. Salah satu saham unggulan di sektor ini adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk dengan kode Saham ANTM. Yuk, simak profil saham, harga saham serta laporan keuangan di tahun 2022 berikut ini!

PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan tambang hasil merger antara beberapa perusahaan tambang milik negara pada tahun 1968. Saat ini, diantara 1.230.769.000 lembar saham PT. Aneka Tambang tbk, 65% diantaranya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sementara 35% sisanya dimiliki oleh investor publik. Perusahaan ini paling dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dengan memiliki 15 butik emas yang tersebar di 11 kota besar di seluruh Indonesia. Selain emas, ANTM juga merupakan perusahaan yang menambang bauksit, nikel, perak dan berbagai sumber daya alam lainnya. Boleh dikatakan bahwasanya ANTM juga merupakan salah satu emiten yang cukup rajin membagikan dividen.

Dalam laman resminya, perusahaan ini berkomitmen untuk menyisihkan setidaknya 30% dari laba tahunan mereka untuk dibagikan kepada investor setiap tahun, kecuali jika ada keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang meminta sebaliknya. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan ini membagikan dividen sebesar Rp930.87 miliar rupiah atau 50% dari laba bersih tahunan mereka di tahun 2021. Dari total dividen ini, investor memperoleh sebesar Rp38.73 per lembar sahamnya. Selain pembagian dividen, ANTM juga beberapa kali melakukan corporate action lainnya.

Pada paruh kedua tahun 2015 misalnya, ANTM memutuskan untuk menerbitkan right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dari proses penerbitan saham baru ini, ANTM berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5,3 triliun. Uang tersebut utamanya digunakan untuk membangun fasilitas produksi feronikel di Halmahera Utara dan modal kerja perseroan.

Jenis corporate action lain yang juga dilakukan oleh Antam adalah stock split atau pemecahan saham dengan rasio harga tertentu. Pada tahun 2007, manajemen perusahaan ini memutuskan untuk melakukan pemecahan saham karena harga saham ANTM ketika itu dinilai terlalu tinggi, sehingga tidak likuid. Perusahaan ini lantas memecah sahamnya dengan rasio 1:5, sehingga saham yang sebelumnya dijual dengan harga Rp13.250 per lembar menjadi Rp2.650 per lembar.

Sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, perusahaan yang kini dibawah Mind Id atau PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) ini juga terus melakukan inovasi. Sejak tahun 2021 misalnya, perusahaan ini sudah membuka penjualan emas batangan di aplikasi online marketplace. Sebelumnya, untuk membeli emas Antam secara online, kamu harus mengaksesnya melalui laman logammulia.com.

Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Tahun 2023

Harga 1 Lot Saham ANTM

Nama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan tambang yang satu ini mulai IPO pada 27 November tahun 1997 dengan harga saham sebesar Rp1.400 per lembar. Per tanggal 8 Mei 2023, saham ANTM ini dijual dengan harga Rp 2.070 per lembar atau Rp207.000 per lot.

Baca juga: Daftar Saham Tambang di Indonesia Tahun 2023

Laporan Keuangan ANTM 2022

Meskipun harga sahamnya menunjukkan penurunan yang cukup kuat sepanjang paruh awal tahun 2022, namun kondisi keuangan ANTM relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Hasil penjualan perusahaan ini sepanjang tahun 2022 meningkat sebesar 19% dari Rp38,45 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp45,93 triliun pada tahun 2022.

Tidak hanya penjualan, laba bersih perusahaan ini juga meningkat sebesar 105% dari Rp1,86 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp3,82 triliun pada tahun 2022. Emas dan nikel masih menjadi dua komoditas tambang ANTM dengan volume dan nilai penjualan tertinggi pada tahun 2022. Penjualan logam mulia emas berhasil berkontribusi terhadap 69% pendapatan perusahaan dengan nilai volume penjualan 34,97 ton emas, total penjualan mencapai Rp31,63 triliun. Pada tahun 2022, produksi emas Antam juga menjadi total produksi tertinggi sepanjang masa dengan volume mencapai 1,27 ton emas.

Nikel disisi lain, berhasil menjadi posisi kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp6,85 triliun atau sebesar 15% dari total pendapatan perusahaan. Baik penjualan emas, nikel, maupun bahan tambang lainnya pada tahun 2022 perusahaan ini fokus pada pasar domestik yang memang menunjukkan tren peningkatan pada dua segmen tersebut.

Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham

Kamu dapat membeli saham Antam di aplikasi Alpha Investasi:

Baca juga: Tips & Cara Beli Saham untuk Pemula

Beli Saham GGRM di Stockbit

Itulah tadi ulasan singkat tentang saham GGRM, dan kinerja keuangannya dalam 10 tahun terakhir. Apabila kamu tertarik dengan saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah platform investasi saham online yang memiliki banyak fitur menarik.

Salah satunya adalah fitur Seasonality yang memungkinkan kamu untuk melihat kecenderungan performa suatu saham setiap bulan dari tahun ke tahun. Dengan fitur ini, kamu bisa mengetahui kira-kira kapan musim-musim atau momentum yang tepat untuk berinvestasi pada suatu saham agar potensi profitnya maksimal dan dengan minimal risiko.

{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}

Ajaib.co.id – Beberapa bulan lalu, saham meroket tanpa ada halangan hingga mencapai all time high-nya di level Rp3.000an. Popularitasnya melonjak setelah sentimen rumor Tesla yang ingin mengembangkan pabrik baterai di Indonesia dan membutuhkan jumlah nikel yang tinggi. Saham ini adalah saham ANTM.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bergerak di bidang perusahaan pertambangan dan logam terdistribusi dan terdiversifikasi. Perusahaan bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian dan pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batu bara, hingga logam mulia lain.

Segmen usaha perusahaan dengan kode ANTM ini berfokus pada segmen nikel, emas dan kilang, serta segmen usaha lainnya. Komoditas yang berada di segmen nikel meliputi feronikel dan bijih nikel, sedangkan yang berada di segmen emas dan kilangnya adalah emas, perak, platinum dan paladium. Segmen operasi lainnya terdiri dari bauksit dan batu bara.

ANTM merupakan emiten anggota indeks LQ45 dan IDX30, tidak heran jika peminatnya banyak. Per 16 Februari 2021, kapitalisasi pasar ANTM sudah mencapai 68,97 triliun dan di harga Rp2,870/lembar, naik 100% dibandingkan dengan harga IPO nya pada 27 November 1997, yaitu di angka Rp1,400.

Sama seperti $TINS dan $PTBA, kepemilikan mayoritas ANTM dipegang oleh PT Indonesia Asahan Aluminium dengan persentase 65%, diikuti publik di angka 35%.

Meskipun beberapa bulan terakhir manggung, mari kita bedah saham ANTM bersama-sama untuk mengetahui apakah saham ini benar-benar semenarik itu atau hanya efek dari sentimen belaka.

Dilansir dari Bisnis.com, saham ANTM membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp2,84 triliun sepanjang sembilan bulan 2023 meski terdapat penurunan pendapatan.  Berdasarkan laporan keuangan, ANTM mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp2,84 triliun.

Capaian ini naik sebesar 8,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,62 triliun.  Kenaikan laba tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan ANTM yang mengalami penurunan 8,26% di kuartal III/2023 ini. ANTM membukukan pendapatan sebesar Rp30,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp33,68 triliun.  Penjualan ANTM ditopang oleh penjualan produk emas sebesar Rp19,29 triliun, bijih nikel sebesar Rp9,78 triliun, feronikel Rp3,30 triliun, alumina Rp948,28 miliar, bijih bauksit sebesar Rp305,68 miliar dan perak sebanyak Rp80,80 miliar.

Jika dilihat dari komposisi pelanggan, maka penjualan ANTM masih didominasi oleh penjualan lokal dengan pihak ketiga sebesar Rp23,36 triliun. Kemudian ekspor pihak berelasi sebesar Rp3 triliun. Sisanya disumbang oleh penjualan ekspor pihak ketiga sebanyak Rp1 triliun dan penjualan lokal pihak berelasi sebesar Rp3,32 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan ANTM tercatat sebesar Rp24,80 triliun atau turun 10,45% seiring dengan penurunan penjualan. Penurunan 10% ini dibandingkan dengan beban pokok pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,69 triliun.

Alhasil ANTM membukukan laba kotor sebesar Rp6,09 triliun. Capaian ini naik tipis 1,84% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,98 triliun.  Manajemen ANTM mengklaim peningkatan laba di tengah penurunan penjualan disebabkan oleh pengelolaan beban usaha. tercatat pada kuartal III/2023 beban usaha sebesar Rp2,75 triliun, turun 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,25 triliun.

Adapun sepanjang kuartal III/2023, ANTM membukukan liabilitas sebesar Rp10,88 triliun naik dibandingkan periode akhir tahun lalu sebesar Rp9,92 triliun. Adapun rinciannya adalah liabilitas jangka panjang sebesar Rp3,14 triliun dan liabilitas jangka panjang sebanyak Rp7,72 triliun.

Sementara itu, ekuitas ANTM sampai dengan periode 9 bulan 2023 tercatat sebesar Rp24,61 triliun naik tipis dibandingkan akhir Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp23,71 triliun. Sementara itu total aset ANTM tercatat sebesar Rp35,50 triliun.